AdSense

Minggu, 14 Maret 2010

SUKMAKU DI TANAH MAKASSAR (Oleh : Daeng Ram Prapanca)


Sukmaku di Tanah Makassar...

Negeri bayang-bayang,

Negeri timur matahari terbit



Gunung-gunung perkasa

Lembah-lembah menganga

Pohon-pohon purba

Kuburan-kuburan tua



Di dalam kelambu penuh dupa

Berhadap-hadapanlah dengan Dewata

Dengan berlapis-lapis pakaian sutera

Musik dan tari saling berlaga



Sukmaku di Tanah Makassar...

Memburu anoa di rimba belantara

Menangkap kupu-kupu di tebing-tebing terjal

Mengejar derai-derai daunan basah

Memanjat pohon-pohon lontar

Di bawah naungannya bertempat gelanggang sabungan ayam

Di belakang sekian gumam sinrili' siap membunuh kekecewaan

dengan badik dan tukul besi



Sukmaku di Tanah Makassar...

Bersayap angingmammiri bersiul membelai kota dengan nilai-nilai

Menunggang kuda jantan dengan lari kencang membawa impian

Ke garis kemenangan



Kerikil-kerikil merah bermukim gemerincing

Pasir putih membentang panjang berkilauan



Sukmaku di Tanah Makassar...

Bersampan pinisi dengan layar daun lontar

Dengan panji-panji sutera warna-warni

Mengejar debur ombak menjilat lekuk gelombang

Menyelam ke rahang-rahang karang menyunting kerang

Menyelam ke dasar tasik memetik mutiara



Sukmaku di Tanah Makassar...

Negeri ayam jantan

Negeri pelaut ulung



Sukmaku di Tanah Makassar...

Kemana pun aku pergi

Di mana pun aku melambai

Gadis-gadis pakarena selalu menyanyi, menari di hatiku



Selamat tinggal puncak Lompobattang

Selamat tinggal hulu Je'ne' berang

Selamat tinggal kampung Galesong

Selamat tinggal pantai Barombong

Selamat tinggal pulau Kodingareng

Selamat tinggal kaki Bawakaraeng

Selamat tinggal Karaeng



Sukmaku di Tanah Makassar...

Mengejar I buri, mengejar juku eja

Mengejar debur ombak menjilat lekuk gelombang



Sukmaku di Tanah Makassar...

Melengking bersama pui-pui

Merancak bersama parappasa

Menggemuruh bersama pakkanjara



Sukmaku di Tanah Makassar...

Meski Malino tidak berpohon lagi

Meski Jeneponto tidak berkuda lagi

Meski Losari tidak berair lagi

Meski Somba Opu tidak berpuing lagi



Sukmaku di Tanah Makassar...

Sukmaku di Tanah Makassar...

Sungguh Karaeng,

Meski kita terpisah beribu gelombang... by Facebook Comment