AdSense

Selasa, 26 November 2013

Kata Mutiara Islam tentang Dunia

“Kehilangan waktu itu lebih sulit daripada kematian, karena kehilangan waktu membuatmu jauh dari Allah dan Hari Akhir, sementara kematian membuatmu jauh dari kehidupan dunia dan penghuninya saja.” – Ibnu al-Qayyim

“Dunia ini ibarat bayangan: kejar dia dan engkau tak akan pernah bisa menangkapnya; balikkan badanmu darinya dan dia tak punya pilihan lain kecuali mengikutimu.” – Ibnu al-Qayyim
“Dunia ini hanya terdiri atas tiga hari: Kemarin, ia telah pergi bersama dengan semua yang menyertainya. Besok, engkau mungkin tak akan pernah menemuinya. Hari ini, itulah yang kau punya, jadi beramallah di sana.” – Hasan al Bashri
“Dan demikianlah rahasia dunia ini. Jika engkau membuang cinta dunia dari hatimu, dunia akan tersedia untuk engkau ambil. Engkau bisa memiliki dunia karena ia berada di tanganmu dan bukan di dalam hatimu.” – Hamzah Yusuf
“Setiap dan semua bagian dari dunia ini adalah perangkap bagi yang jahil dan perangkat kebahagiaan bagi yang bijak.” – Rumi
“Ketika cinta atas dunia memasuki hati, takut akan Akhirat akan keluar darinya. Berhati-hatilah dengan godaan dunia, karena tidak seorang hambapun yang membuka sebuah pintu dunia ini tanpa tertutupnya beberapa pintu Akhirat baginya.” Hasan al Bashri
“Kita membangun kehidupan dunia ini dengan merobek-robek agama kita. Pada akhirnya, baik agama maupun dunia yang kita bangun tak lagi bersisa.” – Ibrahim bin Adham
“Jika saja dunia ini dijual di pasar, aku tak akan membelinya seharga sepotong roti karena semua permasalahan yang dimilikinya.” – Imam asy Syafi’i
“Dunia ini hanyalah kehancuran; lebih hancur lagi hati yang bekerja untuknya. Akhirat itu tumbuh; lebih berkembang lagi hati yang bekerja untuknya.” – Tak diketahui

Mutiara Al Qur’an tentang Kehidupan Dunia

“Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” – Al Baqarah [2:212]
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” – Ali Imran [3:185]
“Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” – An Nisaa’ [4:77]
“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.” – Al Kahfi [18:45]
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.” – Ar Rum [30:7]
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” – Al hadid [57:20]
by Facebook Comment

Senin, 25 November 2013

Mukjizat Adzan

basmalah

Oleh: Shahid Bin Wahid


Adzan adalah media luar biasa untuk mengumandangkan tauhid terhadapYang Maha Kuasa dan risalah (kenabian) Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Adzan juga merupakan panggilan shalat kepada umat Islam, yang terus bergema di seluruh dunia lima kali setiap hari.
Betapa mengagumkan suara adzan itu, dan bagi umat Islam di seluruh dunia, adzan merupakan sebuah fakta yang telah mapan. Indonesia misalnya, sebagai sebuah negara terdiri dari ribuan pulau dan dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
Begitu fajar fajar menyingsing di sisi timur Sulawesi, di sekitar 5:30 waktu setempat, maka adzan subuh mulai dikumandangkan. Ribuan Muadzin di kawasan timur Indonesia mulai mengumandangkan tauhid kepada yang Maha Kuasa, dan risalah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Proses itu terus berlangsung dan bergerak ke arah barat kepulauan Indonesia. Perbedaan waktu antara timur dan barat pulau-pulau di Indonesia adalah satu jam. Oleh karena itu, satu jam setelah adzan selesai di Sulawesi, maka adzan segera bergema di Jakarta, disusul pula sumatra. Dan adzan belum berakhir di Indonesia, maka ia sudah dimulai di Malaysia. Burma adalah di baris berikutnya, dan dalam waktu beberapa jam dari Jakarta, maka adzan mencapai Dacca, ibukota Bangladesh. Dan begitu adzan berakhir di Bangladesh, maka ia ia telah dikumandangkan di barat India, dari Kalkuta ke Srinagar. Kemudian terus menuju Bombay dan seluruh kawasan India.
Srinagar dan Sialkot (sebuah kota di Pakistan utara) memiliki waktu adzan yang sama. Perbedaan waktu antara Sialkot, Kota, Karachi dan Gowadar (kota di Baluchistan, sebuah provinsi di Pakistan) adalah empat puluh menit, dan dalam waktu ini, (Dawn) adzan Fajar telah terdengar di Pakistan. Sebelum berakhir di sana, ia telah dimulai di Afghanistan dan Muscat. Perbedaan waktu antara Muscat dan Baghdad adalah satu jam. Adzan kembali terdengar selama satu jam di wilayah Hijaz al-Muqaddas (Makkah dan Madinah), Yaman, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak.
Perbedaan waktu antara Bagdad dan Iskandariyah di Mesir adalah satu jam. Adzan terus bergema di Siria, Mesir, Somalia dan Sudan selama jam tersebut. Iskandariyah dan Istanbul terletak di bujur geografis yang sama. Perbedaan waktu antara timur dan barat Turki adalah satu setengah jam, dan pada saat ini seruan shalat dikumandangkan.
Iskandariyah dan Tripoli (ibukota Libya) terletak di lokasi waktu yang sama. Proses panggilan Adzan sehingga terus berlangsung melalui seluruh kawasan Afrika. Oleh karena itu, kumandang keesaan Allah dan kenabian Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang dimulai dari bagian timur pulau Indonesia itu tiba di pantai timur Samudera Atlantik setelah sembilan setengah jam.
Sebelum Adzan mencapai pantai Atlantik, kumandang adzan Zhuhur telah dimulai di kawasan timur Indonesia, dan sebelum mencapai Dacca, adzan Ashar telah dimulai. Dan begitu adzan mencapai Jakarta setelah kira-kira satu setengah jam kemudian, maka waktu Maghrib menyusul. Dan tidak lama setelah waktu Maghrib mencapai Sumatera, maka waktu adzan Isya telah dimulai di Sulawesi! Bila Muadzin di Indonesia mengumandangkan adzan Fajar, maka muadzin di Afrika mengumandangkan adzan untuk Isya.
Jika kita merenungkan fenomena ini dengan serius dan seksama, maka kita menyimpulkan fakta yang luar biasa, yaitu: Setiap saat ribuan muadzin -jika bukan ratusan ribu- di seluruh dunia mengumandangkan keesaan Allah yang Maha Kuasa dan kenabian Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di muka bumi ini! Insya'allah, adzan (panggilan universal) lima kali sehari ini akan terus berlangsung sampai hari kiamat, Amin.
Di dalam kitab Mazmur 149: 1-9 disebutkan,
(1) Haleluya! Nyanyikanlah bagi Tuhan nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh.
(2) Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka!
(3) Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi!
(4) Sebab Tuhan berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.
(5) Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka!
(6) Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka,
(7) untuk melakukan pembalasan terhadap bangsa-bangsa, penyiksaan-penyiksaan terhadap suku-suku bangsa,
(8) untuk membelenggu raja-raja mereka dengan rantai, dan orang-orang mereka yang mulia dengan tali-tali besi,
(9) untuk melaksanakan terhadap mereka hukuman seperti yang tertulis. Itulah semarak bagi semua orang yang dikasihi-Nya. Haleluya!
Dengan membaca nubuwat ini secara seksama, maka kita mendapat kesan bahwa Nabi yang dijanjikan dan digambarkan sebagai raja itu adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan para pengikutnya. Allah berfirman di dalam al-Qur'an:
‘(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.' (Ali Imran: 191)
Perluasan wilayah Islam dengan pedang ‘bermata dua' sebagaimana disebut dalam nubuat di atas, dimulai dari penaklukan Makkah pada masa Nabi Muhammad (Shallallahu 'Alaihi wa Sallam), lalu disusul dengan jatuhnya Syria, Byzantine, Persia, Mesir, Konstantinopel, dan banyak negara lainnya, dimana kekuasaan dan kejayaan pada waktu itu ada di tangan para pengikut Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam itu, bukan merupakan sejarah yang asing. Sementara Yahudi dan Kristen tidak dapat mengklaim sebagai pemilik nubuat tersebut, terutama mengenai Isa al-Masih.
by Facebook Comment

Manfaat Shalat Ditinjau dari Aspek Kejiwaan

Manfaat Shalat Ditinjau dari Aspek Kejiwaan

M.K. Abdushshamad
Dari : Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur'an
Allah berfirman,
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yailg khusyu' dalam shalatnya." (al­-Mu'minuun: 1-2)
Para pakar ilmu jiwa menyatakan bahwa manfaat shalat bagi seorang ditinjau dari sudut kejiwaan lebih banyak dari hanya sekadar dihitung, dan lebih umum dari hanya sekadar disebut. Dalam shalat, seseorang mengingat tuhannya. Sesungguhnya semua urusan berada di tangan-Nya. Se­sungguhnya manusia dalam dunia ini hanya milik Allah semata. Jika ada orang zalim yang menganiayanya, maka hendaknya ia serahkan masalahnya kepada Zat yang semua kekuasaan langit dan bumi berada di tangan-Nya. Jika dunia ini serasa sempit baginya, maka hendaknya ia lekas berlindung' kepada Zat Yang Mahaluas kasih sayang-Nya terhadap segala sesuatu yang ada.
Perasaan psikis semacam ini dapat menarik seseorang menjadi tenang dan tenteram jiwanya. Selanjutnya bisa menolongnya untuk melangkah terus dalam kehidupannya secara sehat jasmani maupun sehat akalnya. Hal ini sebagai­mana berdiri di hadapan Allah sebanyak lima kali dalam sehari, dan memohon ampunan dari-Nya terhadap segala dosa yang telah diperbuatnya, menjadikan seseorang kebal dari berbagai gangguan kejiwaan yang bersumber dari rasa hina diri dan perasaan selalu bersalah yang ditimbulkannya.
Dengan demikian, curhat merupakan salah satu bentuk media pengobatan yang kini mulai diberlakukan di setiap rumah sakit kejiwaan maupun syaraf, sebagaimana yang telah disarankan para dokter jiwa dengan cara memilih seseorang yang akan dijadikan tempat untuk curhat. Tidak semua orang selalu dapat dijadikan tempat untuk curhat. Tetapi, orang yang dijadikan tempat curhat itu juga tidak harus seorang dokter atau salah seorang tokoh agama.
Yang penting adalah merasa bahwa orang ini akan selalu mendengarkan, merasakan, dan membantu. Maka, bagaimana jika orang itu lebih cenderung untuk mengembalikannya kepada Allah Zat Yang Maha Mendengar, Melihat, dan Memiliki semua perkara yang ada?1)
Kolheim, seorang Inggris yang masuk Islam dan meng­ganti namanya dengan Abdullah, mengatakan bahwa ketika ia sedang bepergian di atas sebuah kapal laut menuju Tango, tiba-tiba muncul badai yang menerjang hingga kapal hampir saja tenggelam. Para penumpang menyelamatkan barang bawaan mereka dan berlari-larian ke semua penjuru. Mereka kalut dan tak tahu harus berbuat apa. Secara tiba-tiba pula ia menyaksikan sekelompok kaum muslimin sedang membentuk satu barisan sambil bertakbir, bertahlil, dan bertasbih.
Lalu ia bertanya kepada salah seorang dari mereka, "Apa yang sedang kalian lakukan?" Ia menjawab, "Kami sedang shalat kepada Allah." Maka ia bertanya kembali, "Tidakkah kalian bergegas untuk mengendalikan kapal agar tidak tenggelam?" Ia menjawab, "Tidak... Sesungguhnya kami shalat kepada Allah, Zat yang hanya di tangan-Nyalah semua urusan berada. Jika Dia menghendaki, maka Dia pasti menghidupkan (kami); dan jika Dia berkehendak pula, maka Dia mematikan (kami)."
Peristiwa inilah yang menyebabkan ia ingin mempelajari agama Islam sekaligus sebagai hidayah baginya untuk masuk ke dalam Islam. Bahkan, ia akhirnya menjadi salah seorang dai besar di Inggris, dan telah banyak orang yang masuk Islam olehnya.
Alkount Henry de' Castre berkata, "Suatu ketika aku keluar menuju gurun pasir untuk menyenangkan diriku (untuk senang-senang) dengan berkendaraan kuda bersama 30 orang Arab kampung yang juga menunggang kuda-kuda mereka. Setelah beberapa saat berjalan, mereka memberhentikan perjalanan, mengingat telah masuk waktu shalat. Maka, turunlah mereka dari kuda-kuda mereka dan membentuk satu barisan. Dengan kopiah-kopiah putih, mereka merunduk­-runduk dan sujud dengan gerakan-gerakan secara teratur, serta mengagungkan Allah (bertakbir). Seketika itu, aku diselimuti perasaan tak menentu yang tidak bisa diungkapkan, antara malu dan marah. Orang-orang Arab ini dengan sangat yakin menganggap diri mereka lebih mulia dariku dan lebih agung cita-citanya.
Betapa indahnya pemandangan mereka, sedangkan kuda-­kuda mereka tampak berdiri khusu di dekat mereka, dikendalikan oleh bumi. Kuda-kuda itu terlihat tenang (tidak liar), seolah dikendalikan oleh hawa khusu yang terpancar dari ibadah shalat serta rasa takut kepada Allah itu. Aku terbayang seolah diriku berada di tengah-tengah penduduk desa, di mana untuk pertama kali dalam hidupku aku melihat dengan mata kepalaku sendiri orang-orang yang sedang menyembah Allah.2)
Jelaslah sudah bahwa semangat Islam untuk melakukan shalat berjamaah mendorong terealisasinya tujuan kejiwaan. Yaitu, mempererat hubungan mahabbah 'kecintaan' di antara orang-orang yang melakukan shalat dan semakin menguatkan rasa kasih sayang di antara mereka. Kumpulan yang bersemangat ini meskipun berbeda pakaiannya, asal-usulnya, dan usianya bersama-sama berdiri membentuk satu barisan, yang dipimpin oleh pemimpin (imam) guna melaksanakan ibadah shalat, yang kadang ia (sang imam) justru yang paling miskin di antara mereka.
Sudah betapa banyak gambaran shalat berjamaah ini memiliki pengaruh yang sangat besar bagi siapa saja yang sedang melihatnya dari kalangan orang-orang non-muslim. Seorang juru tulis Inggris Herros Liev berkata," 'Sungguh sesuatu di dunia ini yang paling memuaskanku adalah bila setiap agama yang ada itu selalu menyeru kepada persamaan di antara semua orang tanpa pandang bulu. Aku telah mengunjungi banyak sekali gereja maupun tempat-tempat peribadahan. Aku lihat dalam tempat-tempat peribadahan tersebut terjadi pemisahan antara lapisan (kedudukan seseorang) sama persis dengan keadaan yang terjadi di luarnya.
Aku sangat yakin pasti di dalam masjid-masjid (Islam) juga demikian halnya. Akan tetapi, betapa kagetnya diriku ketika menyaksikan perasaan sederajat yang sungguh sangat luar biasa di antara kalangan umat Islam. Di sana aku menemukan orang-orang yang beraneka ragam jenis dengan kedudukan mereka yang berbeda-beda. Betapa sangat mulia beban di antara mereka semua, tanpa ada satu pun orang yang merasa rikuh,, meskipun cukup tinggi kedudukannya ketika shalat bersebelahan dengan orang yang barangkali lebih rendah pangkatnya."
Nilai kejiwaan yang ditinggalkan oleh shalat lebih agung dari hanya sekadar yang bisa disebabkan, sebagaimana telah kita bahas. Ini berdasarkan; pengakuan para pakar ilmu jiwa asing yang beragama nonmuslim.
Catatan kaki:
1).Di sadur dari kitab Al-Islam wa al-Ilmu oleh Abdurrazzaq Naufal.
2). Alkount Henry de Castre, Al-Islam.
by Facebook Comment

Mukjizat Yang Bernama Shalat

Mukjizat Yang Bernama Shalat

Muhammad Kamil Abdushshamad
Dari : Mukjizat Ilmiah Dalam Al-Qur'an

Allah berfirman,
"Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (an-Nisaa': 103)
"Perintahkanlah kepada keluargamu mendirihan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya." (Thaahaa: 132)
"Katakanlah pada hamba-hamba-Ku yang telah beriman, `Hendaklah mereka mendirikan shalat."' (Ibrahim: 31)
"Periharalah segala shalat(mu) dan (periharalah) shalat wustha." (al-Baqarah: 238)
Latihan-latihan olah raga merupakan salah satu aktivitas yang dianjurkan oleh ilmu kesehatan. Membiasakan latihan-­latihan seperti itu bisa membentuk kebugaran tubuh yang mesti terpenuhi, demi terciptanya akal sehat. Aktivitas shalat lima kali sehari merupakan media terbaik untuk merengkuh manfaat positif darinya. Karena waktu shalat adalah waktu yang paling tepat untuk melakukan latihan-latihan tersebut.'
Pasalnya, waktu sebelum terbitnya matahari terdapat hawa yang menyegarkan, dan karenanya bisa membangkitkan energi tubuh. Waktu Zuhur di saat seseorang melepas lelah dari kesibukan adalah saat yang sangat tepat memulihkan keseimbangan energi. Waktu Ashar di saat aktivitas seseorang menjelang usai adalah masa yang sangat tepat untuk mengembalikan daya energi dalam tubuh. Waktu Maghrib adalah masa di mana seseorang sedang menyongsong aktivitas baru (memulai kegiatan baru). Sedangkan, waktu Isya adalah waktu di mana tubuh memerlukan energi baru, setelah seharian penuh beraktivitas yang sangat melelahkan. Kelima waktu itulah yang merupakan beberapa masa yang paling tepat bagi seseorang untuk mengganti energi dirinya yang sempat "hampir" hilang.
Bagi pakar muslim, gerakan-gerakan shalat mulai dari berdiri, duduk, dan sujud yang dilakukan berulang-ulang dalam sehari adalah jalan terbaik untuk melancarkan sistem peredaran darah. Dengan lancarnya sistem peredaran darah itu, maka seluruh organ tubuh bertambah energik.
Ada satu hal yang menarik perhatian bagi seorang dokter forensik (visum) dokter orthopedic (dokter tulang) terkenal asal Perancis, kala ia berlibur ke Mesir. Di sela-sela kunjungannya di antara mesjid-mesjid Mesir, ia menemukan praktik pengobatan baru untuk penyakit-penyakit punggung. Resep (terapi) sakit punggung yang diajukan adalah dengan cara melakukan gerakan-gerakan shalat lima kali sehari. Pasalnya, aktivitas sujud dan ruku adalah gerakan-gerakan yang berfungsi untuk memperkuat tulang punggung, dan berguna untuk melemaskan tulang belakangnya (sumsum). Ketika itu juga, kala tur ke negeri asing ini, sambutan hangat dari masyarakat pun tampak. Dengan serta merta mereka berusaha keras untuk menyaksikan praktik shalat, untuk mengetahui kiat-kiat menjaga tulang sumsum belakang agar tetap kuat.
Di samping itu, secara ilmiah telah ditetapkan bahwa ruku, berdiri (tegap), dan sujud ternyata mampu menguatkan otot-­otot punggung dan perut. Juga sekaligus bisa melenyapkan berbagai minyak dan lemak yang terkadang menempel di dinding-dinding perut.
Sedangkan sujud, berfungsi sebagai penguat otot-otot paha dan lutut. Juga membantu aliran peredaran darah ke seluruh organ tubuh, menguatkan dinding-dinding perut, dan menstabilkan gerakan-gerakan (pencernaan) usus.
Gerakan sujud adalah aktivitas yang berguna untuk mengkonservasi gejala-gejala penyakit pembengkakan pada lambung, yang diakibatkan pengerutan otot-ototnya. Juga akibat dioperasikannya katup penghalang (al-hijab al-hajiz) yang terletak di antara perut dan dada.
Dari sini, shalat bisa dipandang sebagai sebaik-baik olah raga jasmani yang bermanfaat bagi tubuh. Karena ia mampu menggerakkan seluruh organ tubuh, baik otot-otot, persendian, maupun tulang.
Faedah dan keuntungan shalat bagi organ-organ tidak hanya sebatas itu saja. Pengobatan saat ini menetapkan terapi penurunan darah tinggi bisa ditempuh dengan melaksanakan shalat. Jika seseorang rajin melaksanakan shalat, sedangkan ia mengidap penyakit tekanan darah tinggi, maka lambat laun akan menuai hasilnya.1)
Para pakar Islam sepakat bahwa dengan melakukan shalat secara teratur sebelum makan, berarti sama halnya menjaga dan melindungi diri dari penyakit-penyakit perut. Lebih-lebih penyakit akibat luka lambung. Karenanya, orang yang mengidap penyakit mag, selalu dianjurkan untuk mengekang konsumsi makanan selama dalam keadaan tertekan atau terjadi sensivitas kepekaan urat-urat syaraf yang berakibat sering cepat naik pitam. Jika dalam kondisi seperti ini, sangat dianjurkan untuk menenangkan lebih dahulu hingga mencapai suasana rileks, santai, dan fresh. Setelah itu barulah mengkon­sumsi makanan.
Penemuan ilmiah juga menunjukkan bahwa shalat mempunyai dampak langsung terhadap sistem kerja syaraf. Karena ia bisa menghilangkan ketegangan, menenteramkan pergolakan jiwa, dan sekaligus sebagai terapi kegoncangan­-kegoncangan (penyakitnya). Lebih dari itu, shalat luga menjadi obat penyembuh yang mujarab bagi orang yang sulit tidur akibat guncangnya sistem urat syaraf.
Dr. Thomas Heislub berkata, "Bagi saya, shalat merupakan salah satu unsur utama penyangga aktivitas tidur seseorang yang saya ketahui lewat pengalaman empiris dan penelitian bertahun-tahun. Saya katakan ini dalam kapasitas profesi saya sebagai dokter (dan sebagai tanggung jawab moral yang saya tekuni). Shalat bisa dijadikan media utama untuk menenteram­kan jiwa, dan juga menebarkan kenyamanan ke segenap jaringan urat syaraf yang saya ketahui hingga sekarang."2)
Sementara itu, Dr. Edwin Frederick selaku dosen pada fakultas ilmu-ilmu syaraf yang tinggal di belahan Amerika Serikat pernah berkata, "Ada ribuan dokter, namun tidak satu pun di antaranya yang terkenal. Mayoritas mereka memiliki kecerdasan inteligensia rendah. Kendati demikian, ada secercah harapan. Karena, mereka dapat menyembuhkan penyakit-penyakit dan menjaga kesehatan melalui sebuah mukjizat. Mukjizat yang bernama shalat."
Dr. Casius Carl, peraih gelar Nobel dalam bidang kedokteran dan merangkap ketua bidang penelitian di Yayasan Rockefler, Amerika Serikat, pernah berkata, "Di sini shalat setidaknya telah membicarakan tentang cara kerja (aktivitas) organ tubuh manusia. Bahkan sejauh ini, ia diyakini sebagai faktor kreativitas manusia. Saya, dalam hal ini, memandang dari sudut disiplin keilmuan yang saya geluti. Di kala para pasien telah gagal dalam terapi penyembuhannya dengan metode mengkonsumsi obat-obatan, maka seorang dokter menengadahkan tangannya dengan penuh khusyu dan harap dengan kepasrahannya. Konon ketika ia shalat, tiba-tiba saja penyakitnya sirna, lenyap.
Shalat bagai logam radium, yakni sebagai sumber penyinaran yang terus-menerus menghasilkan aktivitas­-aktivitas lain. Dampak positif shalat juga terasa seperti yang kita rasakan bersama dalam persoalan "patologi". Banyak kasus orang sakit yang terbebas dari bermacam-macam penyakit seperti TBC, Britonis, radang tulang, luka-luka yang bernanah, dan kanker.
Ada sejumlah pakar Islam yang belum mengetahui banyak tentang penggabungan pandangan-pandangan agama dan syiar-syiarnya. Dengan munculnya studi semacam ini, mungkinkah bagi seseorang untuk menyalahgunakan nilai­-nilai shalat sebagai langkah preventif guna penyembuhan penyakit-penyakit.
Salah seorang guru olah raga Mesir berpendapat bahwa gerakan-gerakan yang lebih dikenal dengan istilah "Gerakan Hitam" sebenarnya telah banyak mengadopsi konsep shalat yang di dalamnya terdapat gerakan-gerakan fisik. Dalam pelaksanaannya, haruslah dengan cermat dan teratur. Yakni, dimulai dengan sikap tegak, beralih ke sikap ruku, dilanjutkan dengan kembali berdiri dari ruku, dan diteruskan dalam beberapa saat berdiri tegap. Kemudian barulah ke gerakan sujud. Dari gerakan sujud, dilanjutkan ke gerakan bangun, lalu untuk kali kedua kembali sujud, dan disempurnakan dengan berdiri tegap. Hal ini, dilakukan berulang-ulang, dari rakaat pertama ke rakaat kedua, dan barulah bertasyahud. Begitulah, dilakukan pengulangan gerakan untuk mencapai shalat yang sempurna."3)
Begitu pula dengan barisan makmum. Mereka berdiri pada garis sejajar, bersama-sama menuju arah kiblat, dan tegak berdiri dengan jarak satu jengkal antara kedua telapak kakinya. Sedangkan, kakinya dalam posisi berimbang. Para pakar telah rnengemukakan pendapatnya bahwa berdiri dengan mereng­gangkan kedua telapak kaki dapat membantu menjaga keseimbangan kala turun untuk bersujud dan bangkit darinya. Juga bisa lebih menguatkan urat-urat syaraf.4)
Dari keseluruhan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa shalat seperti olah raga fisik yang dilakukan seseorang dengan "variasi gerakan" yang mencakup keseluruhan organ tubuh. Tak ayal lagi, shalat bisa membangkitkan aktivitas-kreativitas dan sekaligus mencegah kemalasan, serta mampu menghilang­kan keletihan. Lebih dari itu, shalat adalah "olah raga spiritual" bertemunya ruh sang hamba dengan Sang Maka Pencipta yang menyimpan pesan pembaruan dan perelaan. Itulah hasil penemuan sain modern setelah rentang masa 14 abad lamanya.
Catatan kaki:
1). Abdurrazak Naufal, Al-Islam wal 'Ilmul Hadits.
2). Loc.Cit.
3). Wasil al-Halwani, Al-Harakat ar-Riyadhiyah.
4). Dr. Sa'id as-Suyuthi, Mu'jizat fit-Tib lin Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam.
by Facebook Comment

Kenapa Shalat Harus Menghadap Ka'bah?

Kenapa Shalat Harus Menghadap Ka'bah?

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia . (QS. Ali Imran : 96).
Mungkin selama ini kita selalu bertanya setiap kali kita melakukan ibadah sekaligus rukun Islam nomor dua yaitu shalat kita selalu menghadap kiblat, atau dalam hal ini Ka'bah. Nah mengapakah sebenarnya harus menghadap Ka'bah?
Hal ini sebenarnya merupakan sejarah yang paling tua di dunia. Bahkan jauh sebelum manusia diciptakan di bumi, Allah swt telah mengutus para malaikat turun ke bumi dan membangun rumah pertama tempat ibadah manusia. Ini sudah dituturukan dalam Al-Quran: Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia . (QS. Ali Imran : 96).
Konon di zaman Nabi Nuh as, ka'bah ini pernah tenggelam dan runtuh bangunannya hingga datang masa Nabi Ibrahim as bersama anak dan istrinya ke lembah gersang tanpa air yang ternyata disitulah pondasi Ka'bah dan bangunannya pernah berdiri. Lalu Allah swt memerintahkan keduanya untuk mendirikan kembali ka'bah di atas bekas pondasinya dahulu. Dan dijadikan Ka'bah itu sebagai tempat ibadah bapak tiga agama dunia. Dan ketika Kami menjadikan rumah itu (ka'bah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i'tikaf, yang ruku' dan yang sujud". (QS. ). Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, (QS. Al-Hajj : 27).
Di masa Nabi Muhammad, awalnya perintah shalat itu ke baitul Maqdis di Palestina. Namun Rasulullah saw berusaha untuk tetap shalat menghadap ke Ka'bah. Caranya adalah dengan mengambil posisi di sebelah selatan Ka'bah. Dengan mengahadap ke utara, maka selain menghadap Baitul Maqdis di Palestina, beliau juga tetap menghadap Ka'bah.
Namun ketika beliau dan para shahabat hijrah ke Madinah, maka menghadap ke dua tempat yang berlawanan arah menjadi mustahil. Dan Rasulullah saw sering menengadahkan wajahnya ke langit berharap turunnya wahyu untuk menghadapkan shalat ke Ka'bah. Hingga turunlah ayat berikut :
Sungguh Kami melihat mukamu menengadah ke langit , maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah : 144).
Jadi di dalam urusan menghadap Ka'bah, umat Islam punya latar belakang sejarah yang panjang. Ka'bah merupakan bangunan yang pertama kali didirikan di atas bumi untuk dijadikan tempat ibadah manusia pertama. Dan Allah swt telah menetapkan bahwa shalatnya seorang muslim harus menghadap ke Ka'bah sebagai bagian dari aturan baku dalam shalat. (sa/berbagaisumber)
by Facebook Comment