MASA MENJELANG MASUKNYA ISLAM (ABAD XVI)
Seperti kita ketahui di dalam sejarah Gowa,
pada masa pemerintahan Raja Gowa IX yang bernama DaEng Matanre ‘KaraEng
Tumapa’risi’ Kallonna, kerajaan Gowa dan kerajaan Tallo disatukan
kembali. Pada mulanya kedua kerajaan ini memang pernah bersatu kemudian
dibagi menjadi dua kerajaan pada masa pemerintahan raja Gowa VI
‘Tunarangka’ Lopi’ kepada putra-putranya yang masing-masing bernama
Batara Gowa ‘Tuniyawanga ri parallakkenna’ untuk kerajaan Gowa dan
KaraEng LoE ri Sero’ untuk kerajaan Tallo. Perpaduan kedua kerajaan ini
dikuatkan dengan ucapan sumpah raja dari kedua kerajaan serta para
pembesar masing-masing. Sumpah itu di dalam bahasa Makassar berbunyi :
“Ia
iannamo tau ampasiewai Gowa na Tallo iamo nacalla rewata” artinya;
siapa saja yang mengadu domba antara Gowa dan Tallo,maka ia saja yang
dikutuk dewata.
Sejak itulah kerajaan Gowa
dan kerajaan Tallo, terutama dalam hubungan keluar merupakan satu
kerajaan yang dikenal sebagai KERAJAAN GOWA (kerajaan terbesar yang
pernah dimiliki oleh suku Makassar).
Betapa kokohnya perpaduan dua kerajaan itu dapat kita lihat dalam ungkapan bahasa Makassarnya;’Rua KaraEng na Se’re Ata’ artinya dua raja dengan satu hamba, maksudnya adalah bahwa dua nama raja yang memerintah di atas satu rakyat yang sama karena sejak saat itu raja-raja Tallo secara turun temurun menjabat sebagai Pabbicarabutta (pabbicara : jurubicara, diplomat, duta; butta : tanah, negeri) di kerajaan Gowa dan sekaligus sebagai raja di kerajaan tallo pada beberapa generasi pewaris raja-raja Tallo.
Betapa kokohnya perpaduan dua kerajaan itu dapat kita lihat dalam ungkapan bahasa Makassarnya;’Rua KaraEng na Se’re Ata’ artinya dua raja dengan satu hamba, maksudnya adalah bahwa dua nama raja yang memerintah di atas satu rakyat yang sama karena sejak saat itu raja-raja Tallo secara turun temurun menjabat sebagai Pabbicarabutta (pabbicara : jurubicara, diplomat, duta; butta : tanah, negeri) di kerajaan Gowa dan sekaligus sebagai raja di kerajaan tallo pada beberapa generasi pewaris raja-raja Tallo.
Jabatan-jabatan Pembesar Tinggi kerajaan Gowa pada masa itu antara lain adalah ;
Pabbicarabutta
Lazimnya
kita ketahui pada kerajaan-kerajaan di pulau jawa sama dengan jabatan
Mangkubumi atau Mahapatih atau dalam masa modern sekarang ini dikenal
sebagai ketua dewan menteri atau Perdana Menteri.
Pabbicarabutta
biasa pula menjadi wali dan pemangku jabatan raja Gowa jika putra
Mahkota atau raja penerus takhta Gowa masih belum mencapai usia yang
pantas untuk memegang sendiri tampuk kekuasaan dan kendali pemerintahan.
Pabbicarabutta mempunyai pengaruh dan kekuasaan yang sangat besar, jika
raja belum dewasa atau berhalangan maka Pabbicarabutta-lah yang
memerintah atas nama Raja Gowa. Pada mulanya jabatan Pabbicarabutta
diadakan untuk mewakili putra Mahkota, kemudian jabatan ini tetap ada
meskipun raja sudah dewasa dengan tugas yang dalam bahasa makassarnya
disebut Mabbaligau’ (mabbali ; membantu, partner ; gau’ : pekerjaan,
pemerintahan), maksudnya membantu Raja Gowa dalam memerintah atau
menjadi pasangan raja dalam menjalankan pemerintahan sehari-hari.
Pabbicarabutta
adalah orang kedua dalam pemerintahan setelah raja yang dikenal pula
dengan sebutan ; ’Baliempona Sombayya ri Gowa’ artinya ; teman duduknya
Raja di Gowa.
Tumailalang Towa
(tumailalang
: orang di dalam; towa : tua) adalah seorang pejabat atau pembesar
kerajaan Gowa yang menyampaikan dan meneruskan segala perintah raja
kepada Dewan Adat Bate Salapanga, kepala-kepala wilayah di luar anggota
dewan adat dan kepada Bate Anak KaraEng yang ditempatkan pada
pemerintahan lokal yang menjadi daerah taklukan kerajaan Gowa. Tugasnya
turut pula membantu Pabbicarabutta untuk menjaga kelangsungan
pelaksanaan perintah-perintah Raja Gowa dan sering pula memimpin
sidang-sidang yang diadakan bersama para pembesar lainnya untuk
membicarakan soal-soal pemerintahan dalam negeri yang sifatnya penting.
Tumailalang Lolo
(tumailalang
: orang di dalam ; lolo : muda) adalah seorang pejabat atau pembesar
kerajaan Gowa yang selalu berada di dekat raja. Pejabat inilah yang
menerima segala usul dan permohonan untuk disampaikan kepada raja, juga
meneruskan segala perintah raja mengenai soal-soal rumah tangga istana
raja. Di dalam masa perang pejabat ini sering pula terlibat dalam
pembicaraan dan merencanakan segala soal yang ada sangkut-pautnya dengan
persiapan perang dari angkatan perang kerajaan Gowa.
Anrongguru Lompona Tumakkajannangnganga
(anrong
: induk, guru, pembina ; lompona : yang besar ; tumakkajannangnganga :
orang yang menempati) adalah seorang pejabat atau pembesar kerajaan Gowa
yang menjadi panglima besar pasukan kerajaan Gowa pada masa perang.
Pada masa damai bertugas menjaga agar orang-orang mentaati dan
menjalankan segala perintah raja. Jika ada yang membangkang dan dianggap
perlu diambil tindakan, maka itu adalah tugas pejabat ini untuk
menindak dengan tegas dan bila perlu dengan kekerasan. Termasuk pula
dalam tugasnya adalah menumpas pemberontakan dan memberantas
pengacau-pengacau yang mengganggu keamanan dan kedamaian dalam negeri,
juga bertugas menjaga keamanan pribadi raja dan keluarga.
Bate AnakKaraEng
(bate
: panji, bendera ;anakkaraEng : keturunan, anak raja). Mula-mula ‘Bate
anakKaraEng’ merupakan daerah-daerah yang bebas dan berdiri sendiri.
Kemudian daerah-daerah ini ditaklukkan oleh kerajaan Gowa baik secara
damai maupun dengan jalan perang. Lalu daerah-daerah itu dihadiahkan
oleh Raja Gowa kepada salah seorang atau beberapa ‘anakKaraEng’ serta
anak bangsawan yang dianggap berjasa dengan sebutan Palili’ atau
Patunru’. Anak KaraEng inilah yang menjadi raja kecil atau penguasa
tunggal di daerah ‘Bate AnakKaraEng’. Semua orang di daerah itu harus
tunduk dan melaksanakan segala perintah ‘AnakKaraEng’ yang dianugerahi
kekuasaan terbatas oleh Raja Gowa. Lazimnya mereka yang mendapat daerah
‘Bate AnakKaraEng’ itu masih berkeluarga dekat dengan raja yang
berkuasa. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika di dalam
upacara-upacara adat yang resmi para ‘Bate AnakKaraEng’ ini didudukkan
di tempat yang terhormat, bahkan sering di tempat yang lebih tinggi
tingkatannya dibanding para anggota Dewan Adat Bate Salapanga.
Jabatan-jabatan yang tidak tergolong Pembesar Tinggi Kerajaan Gowa ;
Lo’mo’ Tukkajannangngang
Sebagai
wakil atau pengganti panglima perang dalam angkatan perang kerajaan
Gowa dan yang bertugas meneruskan segala perintah Anrongguru Lompona
Tumakkajannangnganga kepada pimpinan-pimpinan induk pasukan kerajaan
Gowa yang tersebar di berbagai pelosok wilayah kerajaan Gowa dan
daerah-daerah taklukan.
Anronggurunna Tumakkajannangnganga
Membawahi
langsung induk-induk pasukan dari angkatan perang kerajaan Gowa yang
terdiri dari satuan darat (infanteri, kaveleri, bantuan tempur) dan
satuan laut (armada kapal perang, pasukan pendarat, patroli pengawas
perairan) serta satuan pengawal khusus (pasukan pengawal raja dan
bangsawan, serta pengawal benteng-benteng utama kerajaan Gowa).
Anrongguru Lompona Tu Bontoalaka
Pemimpin
tertinggi pasukan Bontoala’ yang bertanggung jawab langsung kepada raja
Gowa. Bontoala’ adalah sebuah nama kampung yang terletak di sebelah
timur kota Makassar sekarang. Kampung ini merupakan tempat penampungan
para tawanan perang yang kemudian dimerdekakan dan berstatus sebagai
warga kerajaan Gowa. Anrongguru Lompona Tu Bontoalaka lazim juga disebut
KaraEngna Tu Bontoalaka atau KaraEng Bontoala’ membawahi beberapa
pejabat yang terdiri dari pejabat-pejabat militer, pendidikan,
keagamaan, seni dan budaya.
Sabannara’ (syahbandar)
Merupakan
jabatan yang cukup penting di dalam kerajaan Gowa yang merupakan
kerajaan maritim. Sabannara’ adalah pejabat atau petugas kerajaan Gowa
yang mengurus soal keluar masuknya kapal-kapal dan perahu-perahu di
pelabuhan utama kerajaan Gowa (Bandar Somba Opu) dan menangani pemasukan
bea cukai. Dahulu kerajaan Gowa mempunyai dua orang Sabannara’, yakni
Sabannara’ Towa yang mengurusi pemasukan dan kas Negara dan Sabannara’
Lolo yang menangani khusus harta kekayaan raja Gowa. Jabatan Sabannara’
biasanya diduduki oleh bangsawan tinggi kerajaan Gowa yaitu keturunan
atau kerabat terdekat raja Gowa.
Selain dari
jabatan-jabatan tersebut di atas, masih ada lagi jabatan dan pangkat
yang diduduki seseorang dengan mengepalai pemerintahan wilayah kecil dan
daerah asli yaitu :
1. Karaengta
2. Gallarrang
3. Anrongguru
4. Jannang
5. Pabbicara
6. Matowa
7. Daengta(e-LONTARAK : Anas Faried Daeng Bella, Wahyudin Mas'ud Daeng Muji, Suwandy Mardan Daeng Mamase)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar